Jumat, 01 Mei 2009

Membatik = Managament Angry


Life is suck!
Life is problems!
Life is shit!
Namun di balik itu, bila kita lihat dengan kejernihan hati....
Life is Beautiful! Great! And Brave... Dan dari semuanya itu hal yang paling terhebat adalah DISAAT TUHAN MEMBERI KITA KESEMPATAN BARU UNTUK JALANI HIDUP INI...

Tiap kali tangan ini mencoba untuk melakukan hal yang sama seperti yang dicontohkan oleh Pak Heri hanya berakhir pada kesalahan yang sama dan terus berulang-ulang. Hampir seminggu aq dalam situasi seperti itu...
Mencanting tidak semudah yang kukira. Tanganku selalu gemetaran saat berusaha mencanting diatas kain. Aneh,kan?! Bagaimana bisa... Satu keburukan yang tak pernah bisa kuubah adalah memaki disaat kemarahan datang mengglayuti hati.
Oiii... Bung, jangan heran ya... kalo sudah begini ini semua kata-kata memaki yang ada dalam kamus Bahasa Bali muntah belepotan dibibirku. Bah, apa pula begini?!! Mbatinku dalam hati. Mangkel, ngedumel, be-te itu mah sudah lewat jauh.... Untungnya Pak Heri tak mengerti pula semua sumpah serapah yang kumuntabkan.

Tapi, masa iya sebego
itu beliaunya ?
Suatu hari, mungkin karena rasa penasarannya... akhirnya bertanya juga beliau. Aq hanya menjawab singkat seperti itu bukanlah hal yang perlu dibahas lebih lanjut.
Namun tidakah teman-teman sepaham denganku, biarpun kita memaki dengan kata yang berbeda-beda , bukankah yang namanya ``memaki`` ya tetaplah ``memaki`` ya pastinya dimana-mana nada/intonasinya tetaplah sama. Tidakkah begitu?

7 hari sudah tanpa hasil. 100ribu/hari... aq ni benar-benar buang uang.
Lalu aq sampaikan ke beliau kalau aq ni lebih baik mundur saja alias berhenti kursusnya.
Dengan kalem beliau nyahut,`` hatimu lagi rusuh, Dik. Makanya kamu belum bisa melakukannya dengan baik dan benar. Selama kamu belum bisa menata hatimu, canting tidak akan pernah tunduk padamu.``

Wiiiieh... apa lagi ini? Macam dokter saja beliau pake bawa-bawa hatiku segala. Karena aq masih tidak bergeming, berujar lagi ia,`` Sana tanya sama si mbok yang lagi ngbatik di sebelah sana. Apa itu batik?``

``Wah Pak... gitu aja moso
pake ditanyain segala? Mbatik ya mbatik seperti ini,kan?`` sanggahku.
``Ya coba ditanyakan dulu...`` kali ini ada nada memaksa di dalam kata-katanya.

Dengan setengah hati bergerak juga aq ke arah si mbok yang memang biasa duduk ngbatik di seberang ruangan kursusku. Perempuan paruh baya, dengan rambut yang hampir seluruhnya telah berganti warna menjadi putih. Duduk dalam ketenangan mencanting dengan kecepatan yang telah terlatih oleh waktu... Tersenyum ia ketika aq datang menghampirinya.
``Apa kabar, Jeng?`` Sapanya. ``Baik``, jawabku singkat.`` Mbok, aq ni disuruh tanya sama panjenengan
<anda> , Batik itu apa ya?``
Enteng pula dia langsung tertawa, `` Oalah.. tak pikir ada apa yo...``
``Mba Dayu, batik itu ya... Sabar, Tekun dan Tirakat`` jawabnya tersenyum.

Duh... taukah teman? aq serasa di tampar!
Bukankah selama ini aq tak pernah berada pada areal itu. Tak pernah sekalipun aq melatih diriku untuk menjadi sabar , apalagi tekun... mana pakai tirakat lagi. Bah.. jauh bangetlah itu dari hidupku selama ini.
Kusadarkan diri, betapa mudahnya aq selama ini mendapatkan apa yang kuinginkan. Betapa gampangnya aq menjadi pemarah.. lebih sering pada hal-hal yang sepele. Betapa seringnya aq mengabaikan sesuatu tanpa berfikir panjang.

Sesak rasanya menyadari hal-hal yang menjadi kebiasaan burukku.
Dengan langkah lesu aq kembali pada tempatku membatik. Lama kurenungi 3 kata-kata itu. Berbagai pertanyaan kemudian berseliweran seenaknya dikepalaku.
Tuhan, tolonglah aq!

Hening.
Kuambil cantingku lagi. Perlahan
Kucoba mengingat petunjuk yang diberikan oleh guruku beberapa hari sebelumnya dengan baik-baik. Kucoba atur emosiku. Kutarik nafas kutahan nafas lalu kuhembuskan perlahan. Ang Ung Mang !
Satu persatu pertanyaan mulai terang menampakan bentuk-bentuknya.
Kenapa kamu datang ketempat ini? Apa tujuanmu? Apa yang kamu inginkan? Apakah kamu dilahirkan untuk jadi pecundang?

Tidak, aq didik untuk selalu fight dalam hidupku. Masa iya aq dikalahin sama sebuah canting? Masa iya aq mau kalah sebelum berperang? Kalo si mbok itu yang notabene pendidikannya jauh di bawahku bisa melalui rintangan itu, masa aq ngga bisa?

Tidak ada kata telat untuk belajar,Bung! Bukankah ini yang aq cari?
Sebuah tantangan dalam hidup!

Tuhan tak pernah tidur, teman. Dalam hitungan jam tanganku telah menari searah dengan gerakan canting.
Horeee..... Aq bisa!!!

Life is a Gift!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar